Jumat, 05 April 2013

Lombok (piknik)



Menyenangkan juga bisa jalan-jalan ambil cuti pake hasil keringet sendiri hhe. Hati puas kantong lemasss. Ngomong-ngomong tema kali ini adalah tour de Lombok , ayeey. Dari dulu sih sebenarnya pengen ngejajah tu pulau. Dari cerita temen, tawaran2 paket wisata, dan dari provokasi acara2 piknik di tv itu tentunya, banyak  mereka menceritakan indahya alam di pulau lombok beserta isi-isinya dengan segala ke naturalannya yg telah berhasil menggoda selera saya untuk segera merencanakan perjalanan ke sana. 

Tepat apa yang mereka katakan tersebut, Lombok dengan pesona Gili-gili nya (gili dalam bahasa sulawesi artinya pulau) membuat orang takjub dan merasa nyaman sebegitu mereka menginkjakan kakinya disana. Pantai pasir putih yang bersih, air laut yang jernih dengan latar belakang bentang alam pegunungan pulau lombok yang masih hijau dapat dilihat jelas disana. Belum lagi yg hobi atau cukup suka snorkling atau diving, aneka warnawarni coral dan tanaman laut yg segar dihiasi ikan-ikan dengan menunggu untuk dinanti. Tidak lupa juga keramahan masyarakat setempat dengan segala kepolosannya, menambah julukan tempat wisata kelas dunia patut disandangnya. 

Sy cm bermaksud sedikit cerita mengenai petualangan saya di pulau cabe tersebut. Mungkin bs berguna sebagai referensi apabila salah satu dari kawan tertarik untuk juga bertamasaya ke pulau tsb.

Perjalanan Bandara ke Gili Trawangan
Perjalanan kali ini kita mulai dari Bandara Lombok Praya, Bandara yang baru diresmikan SBY satu tahunan yang lalu tampak tidak begitu luas namun cukup nyaman untuk penumpang. Lokasinya cukup jauh sih yaitu di Praya, sekian puluh kilometer dari kota Mataram. Kita liat penampakan bandara lombok dulu gan :


Selanjutnya, agenda pertama ialah langsung menuju ke gili trawangan menyeberang melalui dermaga Bangsal, uyeeay!  Perjalanan kesana dapat ditempuh dengan :
  1. Charter mobil avanza dengan tarif Rp200 ribu pake nawar dulu tentunya
  2. Taksi resmi tanpa argo Rp210 rb dah ada price listnya
  3. Ngeteng damri Rp25 rb sampai senggigi, baru lanjut ke bangsal taksi Rp75 ribu (argo).
  4. Minta jemput temen ato sodara, kalo ada. *ngok
Karena tidak ada sodara atau teman yg mau jemput, kami putuskan untuk menempuh perjalanan dengan menggunakan Damri. Perjalanan ke sengigi ditempuh dalam waktu 1 jam 30 menit, dengan menggunakan ALS (angkutan lintas sawah) ini kita bisa menikmati hijaunya persawahan di dataran rendah lombok. 

Setibanya di sengigi, kami harus melanjutkan perjalanan ke Bangsal, kebutulan kami langsung temukan taksi blue gas dan memintanya untuk mengantar ke dermaga bangsal. Perjalanan melintasi bukit ini ditempuh dalam waktu 30 menit. Pemandangan indah menghiasai pandangan kami di sepanjang perjalanan sengigi-bangsal. Sebelah kiri memandang kita bisa melihat indahnya garis pantai sengigi, menengok ke kanan  pegunungan hijau. Sebenarnya bisa saja menyempatkan berhenti menikmati pantai sengigi dulu, namun karena waktu tidak banyak kami putuskan untuk mengambil gambarnya dari atas saja. 




Sengigi dari atas
Tiba di Bangsal langsung kami menuju loket penjualan tiket penyebrangan dan mebeli tiket  seharga Rp12.500 per jiwa termasuk asuransi. Penyebrangan ini adalah penyebrangan sipil tanpa asap rokok yang akan menempuh perjalanan selama 30 menit diatas ketinggian tepat diatas permukaan air laut. 

Minum Bir Bintang dulu biar Strong kaya bapake.

Gili Trawangan
Gili trawangan, berbeda dari yg dibayangkan sebelumnya. Mulanya saya mengira Trawangan adalah pulau yang sepi, hijau, pantai yang luas dan bersih, dan lengang dari aktifitas. Setibanya disana seolah kami berada di Legian Bali. Ramai orang, wisatawan yg lebih didominasi bule, banyak kios-kios dan cafe jedag jedug di sepanjang jalan utama gili trawangan, deretan ATM . Namun kemudian sy berpikir its mustbe nice place karena ada gula ada semut apalagi ini semutnya impor. 


 Welcome to gili  trawangan
Hari itu sudah cukup sore, dan kita bergegas menuju penginapan yg sudah dipesan untuk meletakan barang dan melanjutan pelancongan. Fyi di Gili Trawangan sebenarnya tidak perlu pusing dengan penginapan, langsung datang tanpa memesan pun tidak perlu khawatir disana karena banyak sekali penginapan mulai dari homestay harga Rp100 ribu permalam s.d hotel kelas bintang diatas Rp1 juta. Di gili trawangan tidak ada kendaraan bermotor jenis apapun, karena memang aturannya gitu jd cukup segarlah udara disana. 

Sore itu cuaca berawan namun cenderung mendung (cuaca ababil). Sehingga kami ragu untuk bisa mendapat gambar sunset yg baik. Sebelumnya karena kami berniat untuk putar-putar gili trawangan kamis sewa sepeda. Harga sewa sepeda antara Rp 30 – 35 rb tergantung nego untuk 24 jam. Pulau ini kecil tapi cukup luas (pulaunya ababil), dengan sepeda kecepatan rendah tidak cukup 30 menit untuk mengelilingnya. Bagi yg hobi fotografi, disana banyak ditemui spot foto bagus. Sunset Beach,nah itu pantai disisi barat gili trawangan yg disediakan memang untuk menikmati sunset. Namun sayang sore itu agak mendung, sunset di gili trawangan msh menjadi mimpi.  Ohya kalau ingin berkeliling dapat juga menggunakan cidomo sejenis delman ditarik kuda asli kendaraan dari lombok. 

Malamhari di GT cukup ramai bahkan mungkin lebih ramai dari siang harinya. Tak perlu khawatir untuk mencari makan malam di sini, ada tempat semacam food court namun ramai seperti pasar, nah disitulah tempat yg tepat untuk kita menikmati makan malam. Tempatnya di sepanjang jalan utama gili trawangan juga tidak jauh dari pusat keramaian. Banyak pilihan menu makan di tempat tersebut karena memang disitu food court (pengadilan makanan) dan dengan harga standard Ibukota jakarta tentunya. Sepeninggalnya hujan lebat yg mengiringin wet dinner kami, kami melanjutkan jalan2 saja sampai akhirnya menemukan cafe life music dengan menu agak manusiawi. Namun sebenernya yg membuat kami tertarik pada acafe itu adalah suara penyanyinya yg mirip Celinedion ajib deh itu adanya di fortuna cafe. 

Malam menghilang pagi menjulang, agenda pagi ini adalah ber snorkling. Peralatan yg terdiri dari google dan snorkle banyak disewakan disana dengan harga rata2 Rp30 ribu. Sebnenernya juga banyak ditawarkan paket snorkling ke 4 titik snorkling di tiga gili, (trawangan, meno, air) dengan harga Rp100 ribuan. Namun karena saat itu siang harus kembali, saya memilih untuk snorkling mandiri swadya dan swakarsa. Kedalaman lautnya cukup landai, sehingga cocok untuk snorkler pemula. Cukup bening airnya, sehingga tanpa kesusuhan pe snorkling dapat melihat koral2 dengan ikan2 laut yg berwarna2.

Tak terasa sudah setengah hari bermain di laut, waktunya untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya. Selanjutnya adalah perjalanan menuju ke pantai Kuta Lombok pantai yang katanya tak kalah keren juga dengan pantai di gili trawangan. Namun agak sulit untuk menuju ke sana, karena lokasinya yg cukup jauh memang yaitu di sebelah selatan pulau lombok. Sehingga kami membutuhkan sewa kendaraan untuk mengantar pergi dan kembali. 
 trio macet

Perjalanan GT to Kuta Lombok
Perjalanan dimulai dari Bangsal. Membutuhkan waktu sekitar 2 jam lebih untuk mencapai pantai kuta lombok dari Bangsal. Atas rekomendasi sang sopir, dia menyarankan untuk mampir dulu ke desa adat Sade. Desa Sade merupakan desa yang ditinggali warga asli suku sasak Lombok yang sampai saat ini masih menjaga kehidupan dan aturan adatnya. Desa yang tidak cukup luas, dengan rumah-rumah berhimpit satu sama lain. Rumah dengan design khas rumah adat suku sasak ini memiliki panggung di dalamnya. Panggung ini berfungsi sebagai tempat keluarga dan tempat tidur/beristirahat. Yang unik dari rumah tersebut adalah cara perawatannya. Rumah2 penduduk tersebut setiap 1 minggu oleh pemiliknya di pel menggunakan kotoran kerbau yang dipercaya dapa memilihara lantai (yang sudah terbuat dari cor) awet dan tidak licin. Hmmnn dimana-mana obat pel aroma apel, strawberi, melon, tapi kami BERANI BEDA !!.  Di desa Sade ini kami juga menyempatkan untuk berbelanja kaintenun Lombok yang langsung ditenun disana. 

Terpampang pula baju khas lombok , :p
Perjalanan di lanjutkan, tak terasa 20 menit dari Desa Sade mobil yang kami tumpangi sudah berada di pinggiran pantai kuta lombok. Hamparan luas membentuk cekungan layaknya teluk membentang pinggiran pantai di sore yang kuning itu. Bukit dan Pegunungan yang mengapit pantai membuat kesan nyaman bagi para penikmat pantai. Suasana pantai yang cukup bersih dan tidak tidak ramai, serasa kami adalah pemilik pantai itu. Jika kami mau berjalan 3 km ke arah timur maka kami dapat melihat kuta lombok dengan ombaknya yang sangar, ramai bule surfer dan hiruk pikuk cantiknya pantai kuta. Pantai kuta lombok, pantai yang terkenal dengan butiran pasariputih nya yang besar menyerupai merica/ketumbar.


Penampakan Kuta Beach Lombok

Hari mulai gelap, dan kami kembali melanjutkan perjalanan kami ke kota mataram untuk menikmati keramaian dan kuliner kota itu. 

Day 3 Trip to Gili Nanggu
Hari ketiga, agenda adalah menuju ke giili nanggu, tempat yg akhirnya kukunjungi berkat rekomendasi dari kawan2 . Tempatnya cukuup jauh,dan karena peserta traveling tinggal 2 orang, sewa sepeda motor menjadi pilihannya. Selain murah, dengan motor kita juga akan terasa mudah untuk bertanya atau puter balik saat nyasar ato bingung jalan.
Menyusuri bukit terjal cari petunjuk arah, tanya sana sini, menemukan ketidakpastian, itulah yg kami rasakan dalam perjalanan 2 jam. Sampai pada akhirnya kami tiba di desa tawun, sekotong barat dan dijemput oleh pemilik penginipan di gili Nanggu. Sebenarnya tidak perlu sampai sekotong, di lambar pun sebenarnya kita juga sudah bisa menyebrang ke Gili Nanggu (sedikit salah info).
Gili nanggu dapat digambarkan seperti seorang wanita muda usia belasan, cantik, masih lugu polos, namun dia sudah pandai mengatur dirinya sehingga Ia terlihat sudah matang sehingga pantas bagi pria untuk meliriknya . Pulau yang tidak besar, rindang, pantai pasir putih yang begitu halus, bersih, tertata rapi,halaman yg terawat, serta bangunan etnik , sungguh tempat yg ramah untuk ditinggali.

Dermaga nanggu
Pulau yang cukup private, dimana hanya terdapat satu penginapan disana dengan petugas yang bersahabat.  Air laut masih bening mantab untuk bersnorlkling. Udara masih segar tentu ini menarik bagi saya yg sudah berlebih CO2. Senyap, hanya terdengar suara ombak dan hingar bunyi ketokan palu beberapa tukang yg sedang melakukan renovasi. Sejuk, angin kencang pantai mengipas kegerahan. 

Di sore hari menjelang sunset, sangat indah sekali karena kita bisa menikmati sunset di dermaga kecil sambil berbincang setelah lelah sesore hari mencari gambar dan bertamasaya dibawah laut. Ohya, disini banyak koral yang masih hidup dan berkembang  dengan berbagai bentuk yg unik dan warna yg peka dan tindak hanya melihat tapi juga bisa disentuh. Ajiibbb bang.. Pada malam harinya, adalah kesempatan kita untuk mencicipi masakan resto dari penginapan tersebut. Beragam menu dari steak sampai soto tersaji di rumah makan gaya remang-remang tersebut.
Keesokan  harinya kami bersiap untuk kembali ke lombok. Tentunya pilihan jalan-jalan pagi tidak terlewatkan. Yah, pulau ini adalah tempat terakhir kita bertamasya ke pulau lombok sebelum akhirnya kami harus kembali ke  habitat masing2. 

Hitam putih sebuah kehidupan, akan tetap indah bila kita bisa menatap jauh kedalam, menembus apa yg ada di permukaan. 

Otak manusia diperkirakan memiliki memori labih dari 30 triliun GB. Ukuruan yg sangan luar biasa melelbih super komputer terhebat apapun di dunia ini. Jutaan data dapat tersimpan didalamnya. Jutaan memori terkandung pada organ yang tak lebih besar dari kepalan tangan. Memori itu berupa kisah, gambar, tulisan, suara,rasa, atau pesan-pesan indah yang tentunya dapat tersimpan dalam waktu lama sampai sepanjang hidup kita. Semakin banyak memori yg tersimpan semakin kaya hidup kita, karena tidak hanya uang yg  membuat kita kaya namun juga cerita, rasa dan pengalaman yg kita raih. Perjalananku kali ini menyimpan banyak memori, yang sewaktu-waktu dapat aku panggil kembali sampai kapanpun aku hidup.

Lombok, Maret 2013 


*keyword : gili trawangan, trip to lombok, cheap trip, backpack lombok, wisata lombok, gili nanggu, gili air, gili meno, kuta beach lombok, travel murah lombok, backpacker lombok