Suasana yang cukup senyap di ruangan pagi tadi.Ya lumayan bs ngantuk2 dikit,merem2 dikit, kebetulan para bos juga lagi dines tuh, ga peduli lah dengan setumpuk kerjaan, yg kepikir waktu itu, kapan lagi bs di kantor ky gini..hhe
Tiba2 jam 10 an terdengar ckp keras suara tmnku yg lg ngobrol ma tmnnya lwt telp, "noh kosan lo ga kebakaran kan". Dengar suara itu sentak bebarapa orang nongol dari kubikal masing2 termasuk ak jg, dan pd nanyain mn yg kebakaran, "nah tu liat aj ke jendela" dijawabnya. Langsung lah beberapa dari kita berbondong ke menuju jendela, kebetulan ruanganku di lantai 3 (tiga) jadi ckp keliatanlah bwt ngliatin kondisi luar skitar gedung kantor. Nah ternyata bnr terliat kepulan asap tebal di sebelah timur, bengong deh ak ngliatatnya. Kuliat jg hiruk pikuk oragn yg pada kluar gedung buat ngliatain asap kebakaran itu, dari kejauhan nampak beberapa mobil pemadam dateng yang cukup mmbuat jalan macet pd waktu itu. Pikirku waktu itu, lumayan itung2 tombo ngantuk, hhe.
Namun setelah itu br ak terpikir, "kayanya asapnya itu dr daerah kosanku deh, Ya Allah, Innalillahi" lgsung ak telp tmn kosanku lainnya buat ngsh tau ada asap mencurigakan dari arah kosan kita,sepakat lah buat kita keluar panik menuju kekosan. Menembus kerumunan massa di tengah gedung - gedung dan suara sirine mengiringi, terus mendekatlah kt ke kosa, sambil berpikir barang2 apa aja yg bkl diselamatin dluan dari kamar. Hufh, beruntunglah, ternyata beigtu setelah smpai di tkp bukan kosanku yang kebakaran tapi beberapa rumah dibalik gedung sekolah sebelah kosanku. Legalah kami saat itu.
Semenjak itulah kami dan temen2 kos sepakat untuk memberlakukan sop utk mencabut semua listrik dari barang elektronik ketika tia tidak digunakan untuk menghindari hal2 yang memang harus dihindarkan. Menurut cerita dahulu kampung kosanku pernah terjadi kebakaran hebat yang menhanguskan hampir seluruh bangunan di kampung tersebut, dan hanya bberapa bangunan yang tidak terbakar termasuk bangunan kos milik pak haji pengusaha warung makan yang kutempatin sekarang. Ya emang sih bener kampung kosanku dan sekitarnya adalah daerah padat rumah dan padat penduduk. Hampir tidak ada sela atau sepasi dari rumah satu ke rumah yang lainnya. Jadi ketika begitu satu bangunan terbakar sangat mungkin sekali kalo bangunan2 yang lain ikut terbakar, nah itu dia yang srg kt liat di tv kebakaran kok sekampung. Nah itu resiko pertama terhadap bahaya kebakaran utk kita yang tinggal di tengah tingkat kepadatan rumah yang tinggi.
Kemudian hal lain bs dipikirkan adalah untuk penanganan awal terhadap terjadinya kebakaran,dimana di daerah sini atau gang 2 untuk masuk ke dalam kampung adalah sangat sempit sekali sehingga menyusahkan mobil2 kebakaran untuk masuk ke lokasi kebakaran. Sehingga tidak mengherankan kalo petugas pemadam kebakaran datang setelah bangunan tersbut sudah hangus terbakar. Kemudian yang selnjutnya adalh sumber air. Bayangkan saja apabila keberkaran tersbut adalah kebakaran hebat yg membutuhkan banyak sekali air,dan tdk ada sumber air besar diskitaranya seperi sunagi atau gedung2 besar yng biasanya sudah mnyediakan hyydrant khusu utk keperluan pemadaman bila terjadi kebakaran, apakah harus mobil kebakaran yg jumlahnya terbatas harus bolak-balik untuk ngambil air? bukan cuma air nya yg habis nanti, bensinnya jg ikut habis bos.
Mungkin bs diusulkan kepada pemerintah DKI Jkt untuk membangun hydrant2 khusus di kampung2 khusunya kampung padat penduduk yang nantinya dipelihara oleh warga setempat. Sehingga suatu ketika terjadi kebakaran, adalah warga sekitar yang akan memadamkannya sendiri api tersebut sebelum api itu merembet kemana2. Slain itu mereka (warga setempat) juga diberi sosialisasi ttg pnggunaan hydrant tersbut, jangan nanti hydrant tersebut malah digunakan ntuk mandi, memasak, mencuci baju dll..
Ya tapi bagaimanapun juga mencegah lebih baik daripada mengobati. Jadi alagkah baiknya kita sebagai pengguna bahan 2 yg rentan terhadap kebakaran, (kompor, korek, rokok, lampu teplok, petromak,dll) dan pengguna listrik 220 volt (yg lebih rentan dengan dampak konsleting yg ditimbulkan daripada yg 110 volt) utk meminimalisr resiko2 yang mungkin untuk muncul. Diantaranya jgn lupa mematikan dan mengamankan alat2 tersbut ketika tidak dipakai. Selain itu jg untuk PLN agar supaya bisa membangun jaringan listrik yang aman dengan resiko yang minimal sehingga aman dari bahaya kebakaran.