Menyenangkan juga
bisa jalan-jalan ambil cuti pake hasil keringet sendiri hhe. Hati puas kantong
lemasss. Ngomong-ngomong tema kali ini adalah tour de Lombok , ayeey. Dari dulu
sih sebenarnya pengen ngejajah tu pulau. Dari cerita temen, tawaran2 paket wisata,
dan dari provokasi acara2 piknik di tv itu tentunya, banyak mereka menceritakan indahya alam di pulau
lombok beserta isi-isinya dengan segala ke naturalannya yg telah berhasil menggoda
selera saya untuk segera merencanakan perjalanan ke sana.
Tepat apa yang
mereka katakan tersebut, Lombok dengan pesona Gili-gili nya (gili dalam bahasa
sulawesi artinya pulau) membuat orang takjub dan merasa nyaman sebegitu mereka
menginkjakan kakinya disana. Pantai pasir putih yang bersih, air laut yang
jernih dengan latar belakang bentang alam pegunungan pulau lombok yang masih
hijau dapat dilihat jelas disana. Belum lagi yg hobi atau cukup suka snorkling
atau diving, aneka warnawarni coral dan tanaman laut yg segar dihiasi ikan-ikan
dengan menunggu untuk dinanti. Tidak lupa juga keramahan masyarakat setempat
dengan segala kepolosannya, menambah julukan tempat wisata kelas dunia patut
disandangnya.
Sy cm bermaksud
sedikit cerita mengenai petualangan saya di pulau cabe tersebut. Mungkin bs
berguna sebagai referensi apabila salah satu dari kawan tertarik untuk juga
bertamasaya ke pulau tsb.
Perjalanan Bandara ke Gili Trawangan
Perjalanan kali ini
kita mulai dari Bandara Lombok Praya, Bandara yang baru diresmikan SBY satu
tahunan yang lalu tampak tidak begitu luas namun cukup nyaman untuk penumpang. Lokasinya
cukup jauh sih yaitu di Praya, sekian puluh kilometer dari kota Mataram. Kita
liat penampakan bandara lombok dulu gan :
Selanjutnya, agenda
pertama ialah langsung menuju ke gili trawangan menyeberang melalui dermaga
Bangsal, uyeeay! Perjalanan kesana dapat
ditempuh dengan :
- Charter mobil avanza dengan tarif Rp200 ribu pake nawar dulu tentunya
- Taksi resmi tanpa argo Rp210 rb dah ada price listnya
- Ngeteng damri Rp25 rb sampai senggigi, baru lanjut ke bangsal taksi Rp75 ribu (argo).
- Minta jemput temen ato sodara, kalo ada. *ngok
Karena tidak ada
sodara atau teman yg mau jemput, kami putuskan untuk menempuh perjalanan dengan
menggunakan Damri. Perjalanan ke sengigi ditempuh dalam waktu 1 jam 30 menit,
dengan menggunakan ALS (angkutan lintas sawah) ini kita bisa menikmati hijaunya
persawahan di dataran rendah lombok.
Setibanya di
sengigi, kami harus melanjutkan perjalanan ke Bangsal, kebutulan kami langsung
temukan taksi blue gas dan memintanya untuk mengantar ke dermaga bangsal.
Perjalanan melintasi bukit ini ditempuh dalam waktu 30 menit. Pemandangan indah
menghiasai pandangan kami di sepanjang perjalanan sengigi-bangsal. Sebelah kiri
memandang kita bisa melihat indahnya garis pantai sengigi, menengok ke kanan pegunungan hijau. Sebenarnya bisa saja
menyempatkan berhenti menikmati pantai sengigi dulu, namun karena waktu tidak
banyak kami putuskan untuk mengambil gambarnya dari atas saja.
Sengigi dari
atas
Tiba di Bangsal langsung kami menuju loket
penjualan tiket penyebrangan dan mebeli tiket seharga Rp12.500 per jiwa termasuk asuransi. Penyebrangan
ini adalah penyebrangan sipil tanpa asap rokok yang akan menempuh perjalanan selama
30 menit diatas ketinggian tepat diatas permukaan air laut.
Minum Bir Bintang
dulu biar Strong kaya bapake.
Gili
Trawangan
Gili trawangan,
berbeda dari yg dibayangkan sebelumnya. Mulanya saya mengira Trawangan adalah
pulau yang sepi, hijau, pantai yang luas dan bersih, dan lengang dari
aktifitas. Setibanya disana seolah kami berada di Legian Bali. Ramai orang,
wisatawan yg lebih didominasi bule, banyak kios-kios dan cafe jedag jedug di
sepanjang jalan utama gili trawangan, deretan ATM . Namun kemudian sy berpikir
its mustbe nice place karena ada gula ada semut apalagi ini semutnya impor.
Welcome to gili trawangan
Hari itu sudah
cukup sore, dan kita bergegas menuju penginapan yg sudah dipesan untuk
meletakan barang dan melanjutan pelancongan. Fyi di Gili Trawangan sebenarnya
tidak perlu pusing dengan penginapan, langsung datang tanpa memesan pun tidak
perlu khawatir disana karena banyak sekali penginapan mulai dari homestay harga
Rp100 ribu permalam s.d hotel kelas bintang diatas Rp1 juta. Di gili trawangan
tidak ada kendaraan bermotor jenis apapun, karena memang aturannya gitu jd
cukup segarlah udara disana.
Sore itu cuaca
berawan namun cenderung mendung (cuaca ababil). Sehingga kami ragu untuk bisa
mendapat gambar sunset yg baik. Sebelumnya karena kami berniat untuk
putar-putar gili trawangan kamis sewa sepeda. Harga sewa sepeda antara Rp 30 –
35 rb tergantung nego untuk 24 jam. Pulau ini kecil tapi cukup luas (pulaunya
ababil), dengan sepeda kecepatan rendah tidak cukup 30 menit untuk
mengelilingnya. Bagi yg hobi fotografi, disana banyak ditemui spot foto bagus. Sunset
Beach,nah itu pantai disisi barat gili trawangan yg disediakan memang untuk
menikmati sunset. Namun sayang sore itu agak mendung, sunset di gili trawangan
msh menjadi mimpi. Ohya kalau ingin
berkeliling dapat juga menggunakan cidomo sejenis delman ditarik kuda asli kendaraan
dari lombok.
Malamhari di GT
cukup ramai bahkan mungkin lebih ramai dari siang harinya. Tak perlu khawatir
untuk mencari makan malam di sini, ada tempat semacam food court namun ramai
seperti pasar, nah disitulah tempat yg tepat untuk kita menikmati makan malam.
Tempatnya di sepanjang jalan utama gili trawangan juga tidak jauh dari pusat keramaian.
Banyak pilihan menu makan di tempat tersebut karena memang disitu food court
(pengadilan makanan) dan dengan harga standard Ibukota jakarta tentunya. Sepeninggalnya
hujan lebat yg mengiringin wet dinner kami, kami melanjutkan jalan2 saja sampai
akhirnya menemukan cafe life music dengan menu agak manusiawi. Namun sebenernya
yg membuat kami tertarik pada acafe itu adalah suara penyanyinya yg mirip
Celinedion ajib deh itu adanya di fortuna cafe.
Malam menghilang
pagi menjulang, agenda pagi ini adalah ber snorkling. Peralatan yg terdiri dari
google dan snorkle banyak disewakan disana dengan harga rata2 Rp30 ribu.
Sebnenernya juga banyak ditawarkan paket snorkling ke 4 titik snorkling di tiga
gili, (trawangan, meno, air) dengan harga Rp100 ribuan. Namun karena saat itu
siang harus kembali, saya memilih untuk snorkling mandiri swadya dan swakarsa.
Kedalaman lautnya cukup landai, sehingga cocok untuk snorkler pemula. Cukup
bening airnya, sehingga tanpa kesusuhan pe snorkling dapat melihat koral2
dengan ikan2 laut yg berwarna2.
Tak terasa sudah
setengah hari bermain di laut, waktunya untuk melanjutkan perjalanan
selanjutnya. Selanjutnya adalah perjalanan menuju ke pantai Kuta Lombok pantai
yang katanya tak kalah keren juga dengan pantai di gili trawangan. Namun agak
sulit untuk menuju ke sana, karena lokasinya yg cukup jauh memang yaitu di
sebelah selatan pulau lombok. Sehingga kami membutuhkan sewa kendaraan untuk mengantar
pergi dan kembali.
trio macet
Perjalanan GT to Kuta Lombok
Perjalanan dimulai
dari Bangsal. Membutuhkan waktu sekitar 2 jam lebih untuk mencapai pantai kuta
lombok dari Bangsal. Atas rekomendasi sang sopir, dia menyarankan untuk mampir
dulu ke desa adat Sade. Desa Sade merupakan desa yang ditinggali warga asli
suku sasak Lombok yang sampai saat ini masih menjaga kehidupan dan aturan
adatnya. Desa yang tidak cukup luas, dengan rumah-rumah berhimpit satu sama
lain. Rumah dengan design khas rumah adat suku sasak ini memiliki panggung di
dalamnya. Panggung ini berfungsi sebagai tempat keluarga dan tempat
tidur/beristirahat. Yang unik dari rumah tersebut adalah cara perawatannya.
Rumah2 penduduk tersebut setiap 1 minggu oleh pemiliknya di pel menggunakan
kotoran kerbau yang dipercaya dapa memilihara lantai (yang sudah terbuat dari
cor) awet dan tidak licin. Hmmnn dimana-mana obat pel aroma apel, strawberi,
melon, tapi kami BERANI BEDA !!. Di desa
Sade ini kami juga menyempatkan untuk berbelanja kaintenun Lombok yang langsung
ditenun disana.
Terpampang pula
baju khas lombok , :p
Perjalanan di
lanjutkan, tak terasa 20 menit dari Desa Sade mobil yang kami tumpangi sudah
berada di pinggiran pantai kuta lombok. Hamparan luas membentuk cekungan
layaknya teluk membentang pinggiran pantai di sore yang kuning itu. Bukit dan
Pegunungan yang mengapit pantai membuat kesan nyaman bagi para penikmat pantai.
Suasana pantai yang cukup bersih dan tidak tidak ramai, serasa kami adalah
pemilik pantai itu. Jika kami mau berjalan 3 km ke arah timur maka kami dapat
melihat kuta lombok dengan ombaknya yang sangar, ramai bule surfer dan hiruk
pikuk cantiknya pantai kuta. Pantai kuta lombok, pantai yang terkenal dengan
butiran pasariputih nya yang besar menyerupai merica/ketumbar.
Penampakan Kuta
Beach Lombok
Hari mulai gelap, dan kami kembali melanjutkan
perjalanan kami ke kota mataram untuk menikmati keramaian dan kuliner kota itu.
Day 3 Trip
to Gili Nanggu
Hari ketiga, agenda
adalah menuju ke giili nanggu, tempat yg akhirnya kukunjungi berkat rekomendasi
dari kawan2 . Tempatnya cukuup jauh,dan karena peserta traveling tinggal 2
orang, sewa sepeda motor menjadi pilihannya. Selain murah, dengan motor kita
juga akan terasa mudah untuk bertanya atau puter balik saat nyasar ato bingung
jalan.
Menyusuri bukit
terjal cari petunjuk arah, tanya sana sini, menemukan ketidakpastian, itulah yg
kami rasakan dalam perjalanan 2 jam. Sampai pada akhirnya kami tiba di desa
tawun, sekotong barat dan dijemput oleh pemilik penginipan di gili Nanggu.
Sebenarnya tidak perlu sampai sekotong, di lambar pun sebenarnya kita juga
sudah bisa menyebrang ke Gili Nanggu (sedikit salah info).
Gili nanggu dapat
digambarkan seperti seorang wanita muda usia belasan, cantik, masih lugu polos,
namun dia sudah pandai mengatur dirinya sehingga Ia terlihat sudah matang
sehingga pantas bagi pria untuk meliriknya . Pulau yang tidak besar, rindang,
pantai pasir putih yang begitu halus, bersih, tertata rapi,halaman yg terawat,
serta bangunan etnik , sungguh tempat yg ramah untuk ditinggali.
Dermaga nanggu
Pulau yang cukup
private, dimana hanya terdapat satu penginapan disana dengan petugas yang
bersahabat. Air laut masih bening mantab
untuk bersnorlkling. Udara masih segar tentu ini menarik bagi saya yg sudah
berlebih CO2. Senyap, hanya terdengar suara ombak dan hingar bunyi ketokan palu
beberapa tukang yg sedang melakukan renovasi. Sejuk, angin kencang pantai
mengipas kegerahan.
Di sore hari
menjelang sunset, sangat indah sekali karena kita bisa menikmati sunset di dermaga
kecil sambil berbincang setelah lelah sesore hari mencari gambar dan
bertamasaya dibawah laut. Ohya, disini banyak koral yang masih hidup dan
berkembang dengan berbagai bentuk yg
unik dan warna yg peka dan tindak hanya melihat tapi juga bisa disentuh. Ajiibbb
bang.. Pada malam harinya, adalah kesempatan kita untuk mencicipi masakan
resto dari penginapan tersebut. Beragam menu dari steak sampai soto tersaji di
rumah makan gaya remang-remang tersebut.
Keesokan harinya kami bersiap untuk kembali ke lombok.
Tentunya pilihan jalan-jalan pagi tidak terlewatkan. Yah, pulau ini adalah
tempat terakhir kita bertamasya ke pulau lombok sebelum akhirnya kami harus
kembali ke habitat masing2.
Hitam putih sebuah
kehidupan, akan tetap indah bila kita bisa menatap jauh kedalam, menembus apa
yg ada di permukaan.
Otak manusia
diperkirakan memiliki memori labih dari 30 triliun GB. Ukuruan yg sangan luar
biasa melelbih super komputer terhebat apapun di dunia ini. Jutaan data dapat tersimpan
didalamnya. Jutaan memori terkandung pada organ yang tak lebih besar dari
kepalan tangan. Memori itu berupa kisah, gambar, tulisan, suara,rasa, atau
pesan-pesan indah yang tentunya dapat tersimpan dalam waktu lama sampai sepanjang
hidup kita. Semakin banyak memori yg tersimpan semakin kaya hidup kita, karena
tidak hanya uang yg membuat kita kaya
namun juga cerita, rasa dan pengalaman yg kita raih. Perjalananku kali ini
menyimpan banyak memori, yang sewaktu-waktu dapat aku panggil kembali sampai
kapanpun aku hidup.
Lombok, Maret 2013
*keyword : gili trawangan, trip to lombok, cheap trip, backpack lombok, wisata lombok, gili nanggu, gili air, gili meno, kuta beach lombok, travel murah lombok, backpacker lombok